Rajia
Medan,Noktahsumutcom Pepatah berkata, “Ibadah tanpa kejujuran hanya jadi topeng keangkuhan.” Inilah yang menjadi refleksi saat Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Medan menggelar razia gabungan ke blok hunian, sebagai upaya membersihkan bukan hanya kamar, tetapi juga menegakkan kesadaran moral di balik jeruji.
Razia yang digelar sejak pukul 17.00 WIB ini dipimpin langsung oleh Kepala Rutan Kelas I Medan, Andi Surya, bersama Kepala Bidang Perawatan, Pengamanan, dan Kepatuhan Internal Kanwil Ditjenpas Sumut, Rindra Wardhana, serta melibatkan personel gabungan dari Polsek Helvetia dan TNI Kodim 0201/Medan.
Dalam apel pembukaan, Andi Surya menegaskan bahwa sinergi antarlembaga adalah fondasi untuk menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang bersih dari narkoba, aman dari konflik, dan steril dari permainan gelap. “Tidak cukup hanya beribadah, kesadaran juga perlu dibersihkan dari barang haram dan niat jahat,” ujarnya tegas.
Usai apel, blok-blok hunian disisir satu per satu. Dengan pendekatan yang humanis namun tak memberi celah kompromi, tim gabungan mengamankan berbagai barang terlarang—mulai dari alat komunikasi ilegal, senjata tajam rakitan, hingga benda-benda yang berpotensi memicu gangguan keamanan.
“Semua barang bukti langsung kami musnahkan. Ini langkah nyata. Karena kesadaran tak tumbuh dari doa saja, tapi dari keterbukaan hati menerima pembinaan,” ungkap Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (Ka. KPR), Harun, usai kegiatan.
Yang patut diapresiasi, kegiatan berlangsung lancar dan kondusif. Tak ada perlawanan. Para warga binaan kooperatif—seolah sadar bahwa pembenahan jiwa dimulai dari kesediaan menerima razia nurani.
Pihak Rutan Kelas I Medan menyampaikan terima kasih atas kolaborasi dari TNI dan Polri, seraya memastikan bahwa kegiatan serupa akan dilakukan secara berkala. Karena sebagaimana kata bijak, “penjara bukan tempat hukuman, tapi sekolah kejujuran — jika hati bersedia dibersihkan.”