Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr Jean Calvijn Simanjuntak SH MH Temui Ketua NasDem Sumut, Bahas Soal Salah Tangkap: Dialog Keadila
Medan NoktahsumutconSebuah pertemuan penuh makna terjadi di Kantor DPW Partai NasDem Sumatera Utara. Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr Jean Calvijn Simanjuntak SH MH menemui Ketua NasDem Sumut, Iskandar ST, untuk membahas secara terbuka insiden salah tangkap yang menimpa Iskandar di Bandara Kualanamu, beberapa waktu lalu.
Kedatangan Kombes Calvijn sekitar Pukul 10.41 WIB, disambut hangat oleh Iskandar dan Wakil Ketua DPRD Sumut Ricky Anthony. Di balik salam dan senyum yang terlihat di depan media, tersimpan dialog hati ke hati antara dua tokoh yang sama-sama percaya: keadilan bukan sekadar kata, tapi tindakan yang mesti ditegakkan.
Pertemuan yang berlangsung tertutup di lantai 3 kantor NasDem Sumut itu disebut sebagai momentum “pemulihan martabat hukum dan kemanusiaan”. Seusai pertemuan, keduanya dijadwalkan menggelar konferensi pers bersama sebuah sinyal kuat bahwa penyelesaian elegan bisa terjadi tanpa amarah, tapi dengan nurani dan tanggung jawab.
Iskandar: Maaf Diterima, Tapi Keadilan Harus Tegak
Sebelumnya, publik dikejutkan oleh insiden salah tangkap terhadap Iskandar di Bandara Kualanamu, Rabu (15/10) malam, ketika dirinya hendak terbang ke Jakarta. Ia dipaksa turun dari pesawat oleh aparat yang mengira dirinya adalah pelaku judi online. Belakangan diketahui, pihak kepolisian salah identifikasi.
Meski permintaan maaf telah disampaikan langsung oleh Kapolda Sumut dan Kapolrestabes Medan, Iskandar menegaskan bahwa proses hukum terhadap pelaku pelanggaran tetap harus berjalan.
“Kita menghargai itikad baik Kapolda Sumut dan Kapolrestabes Medan. Tapi penghormatan terhadap hukum harus diwujudkan dalam tindakan. Anggota yang melanggar tetap harus diproses tegas,” ujar Iskandar.
Ia menegaskan, apa yang terjadi bukan hanya pelanggaran prosedur, tetapi pelanggaran berat terhadap martabat warga negara. Karena itu, ia meminta agar personel yang terlibat diberi sanksi hingga PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat).
Iskandar juga meminta Kabid Humas Polda Sumut meralat pernyataan yang menyebut kejadian itu sebagai “identifikasi”.
“Itu bukan identifikasi, itu penangkapan. Fakta di lapangan dan video membuktikan semuanya,” tegasnya.
Dialog Keadilan
Pertemuan ini bukan hanya soal maaf dan klarifikasi, tapi menjadi panggung moral bagi kedua pihak untuk menegakkan marwah hukum dan rasa kemanusiaan. Dari percakapan dan pesan yang mengalir, lahirlah yang layak diingat:
“Keadilan yang terluka hanya dapat disembuhkan oleh kejujuran yang diucapkan dengan berani.”
“Hukum kehilangan makna jika tidak berpihak pada manusia.”
“Maaf memang menutup luka, tapi kebenaranlah yang menyembuhkan.”
“Ketika aparat salah langkah, kejujuran menjadi satu-satunya jalan pulang.”
“Pemimpin sejati bukan yang bebas dari salah, tapi yang berani memperbaikinya.”
“Setiap salah tangkap adalah cambuk bagi sistem hukum agar lebih manusiawi.”
“Dari kesalahan bisa lahir kebijakan, asal hati tidak tertutup oleh ego.”
Langkah Tegas dan Harapan Baru
Pasca-insiden tersebut, empat personel Polrestabes Medan telah dipatsus (ditempatkan di tempat khusus) untuk pemeriksaan. Salah satunya adalah perwira berpangkat menengah. Kapolrestabes Medan menegaskan, pihaknya tidak akan menutup-nutupi proses tersebut.
“Kami ingin menjadikan kasus ini sebagai bahan pembelajaran institusional. Hukum harus berdiri di atas kebenaran, bukan kesalahan administratif,” ujar Kombes Calvijn singkat.
Pertemuan ini menandai awal dari rekonsiliasi yang berkeadaban, di mana aparat dan masyarakat politik duduk bersama tanpa dendam, demi satu tujuan: menegakkan hukum tanpa melukai rasa kemanusiaan.
Penutup: Harapan dari Sumut untuk Indonesia
Kasus salah tangkap Iskandar kini menjadi cermin nasional tentang pentingnya profesionalisme dan empati dalam penegakan hukum. Dari Sumatera Utara, muncul harapan baru bahwa negara bisa belajar dari luka, dan aparat bisa memulihkan kepercayaan publik bukan lewat kata, tetapi tindakan nyata.(srisahati)
