Sumatera Utara //NoktahSumut19/8/2022FROMPER (Front Mahasiswa Pejuang Reformasi’98) mengumpulkan beberapa orang aktivis pergerakan diantaranya merupakan relawan sosial, jurnalis, dosen pengajar, mahasiswa, buruh dan guru yang disebut sebagai Tim 7, di Kotamadya Medan, pada Jum’at.(19/8/22)Kegiatan konsolidasi FROMPER tersebut dilakukan untuk merumuskan komitmen Tim 7 dalam menampilkan setiap pergerakan sosial kontrol di tengah masyarakat informasi yang berintegritas.
Untuk pertemuan khusus DPP FROMPER Provinsi Sumatera Utara diinisiasi oleh Zulhamdani Napitupulu M.kom dan juga tampak hadir pada kegiatan tersebut Sekretaris Jenderal Rizal Hasibuan, dan sejumlah jurnalis Ketua AWPI Kab. Simalungun Frita Dasuha Purba, Bung Joe serta guru dan relawan penggiat sosial kesehatan masyarakat dari DPPW Sobat Gan’Pran Sumut Ira Dani dan Vivi Aritonang.
Kegiatan yang bertajuk ‘Konsolidasi FROMPER Bersama Tim 7’, digelar sebagai wahana mengupas konten-konten hoax yang belakangan sangat marak tampil di berbagai akun media sosial di seluruh lapisan masyarakat luas Nusantara.
Dikatakan Sekjen Rizal Hasibuan, sebagai wahana informasi Tim 7 harus memiliki daya nalar yang kuat dan bertanggung jawab terhadap berita-berita yang terkadang bisa menimbulkan kebingungan di tengah-tengah masyarakat.
“Konsolidasi FROMPER Bersama Tim 7 ini, Alhamdulillah dapat terselenggara berkat kerjasama FROMPER dengan rekan-rekan aktivis pergerakan mahasiswa’98”, ucap Rizal Hasibuan yang sering disapa Faisal.
Karenanya, kami berterimakasih kepada para Aktivis Tim 7 yang telah mensupport kegiatan ini karenanya yang sudah kita ketahui bersama bahwa sudah memasuki tahun politik menuju 2024″, ungkapnya lagi.
Ia menuturkan, Konsolidasi ini merupakan tindak lanjut Diskusi terbatas yang melibatkan para stakeholder atau mitra nantinya baik di Pemerintahan ataupun Pihak Swasta dan Diskominfo khususnya.
Pada diskusi tersebut berkaitan dengan isu media yang dianggap berpengaruh terhadap perpecahan serta saling serang.
Menurutnya, pihak Kemenkominfo, Dewan Pers, Dewan Pers Indonesia, Bareskrim POLRI, Akademisi, Jurnalis maupun media yang ada di Indonesia sepakat dengan adanya penguatan jejaring jurnalis ramah.
Ketua Umum FROMPER Zulhamdani juga menyambung bahwa, Belakangan ini yang konsen memperjuangkan diseminasi isu islam rahmatan lil alamin, toleran, etis dan berjibaku dalam melawan tsunami berita dusta atau hoax, fitnah dan melawan isu yang menebar kebencian, adalah kader NU yang ada di media mainstream, maupun kader NU yang kemudian mengelola media-media online di berbagai daerah di seluruh nusantara”.
Sayangnya, sejumlah media islam yang lahir dan eksis dalam beberapa tahun terakhir didominasi oleh para penulis maupun pengelola media yang sudah abai terhadap etika jurnalistik.
“Sejumlah media Islam yang diblokir oleh Kemenkominfo beberapa tahun yang lalu karena semangat menampilkan konten konten yang terkesan menghalalkan hoax dan fitnah,” Ungkap Zulhamdani Ketua Umum Front Mahasiswa Pejuang Reformasi Provinsi Sumatera Utara tersebut.(joh)